Bagi sebagian orang yang mengikuti sebuah perlombaan tujuan mereka adalah untuk mendapatkan hadiah berharga yang ditawarkan. Sedangkan sebagian lagi, lebih fokus membuktikan dirinya terbaik di antara yang lainnya. Kedua alasan tersebut meski berbeda sebenarnya tak masalah. Selama ada usaha keras dan jujur dalam mencapainya.
Lalu bagaimana jika sebuah perlombaan malah memberikan hadiah atau penghargaan bodong atau tak sesuai pada pemenangnya? Ya, hal itulah yang terjadi beberapa waktu yang lalu di mana dalam beberapa kejuaraan para pesertanya dapat hadiah tak diinginkan. Lalu kenapa bisa sampai begitu? Simak ulasan berikut ini.
Jadi juara dalam lomba Hardiknas, hanya serbet yang dibawa pulang
Bukan lagi rahasia kalau perlombaan untuk memperingati hari-hari spesial tentunya selalu dibarengi dengan hadiah yang fantastis. Oleh sebab itu berbagai persiapan pun dilakukan agar bisa menang. Pun demikian dengan nasib Noval Faturahman yang pulang ternyata tak mendapatkan hadiah sesuai ekspektasi lomba perayaan Hardiknas di kota Serang, Banten.
Alih-alih dapat uang atau pun barang berharga lainnya, yang ada malah serbet yang ada di dalam kantong hadiah. Tentu hal ini sempat membuat Noval bingung mengingat kalau yang menyelenggarakan sekelas provinsi. Bagi Noval, bukan masalah hadiah yang dipermasalahkan, namun tentang bagaimana menghargai sebuah karya seni mengingat yang menyelenggarakan sekelas daerah.
Menang dalam olimpiade matematika, hadiah amplop kosong diterima
Malang nian nasib adik dari Agus Setiansyah, salah satu siswa SD di Nunukan Kalimantan Utara yang menang olimpiade matematika. Bagaimana tidak, alih-alih mendapatkan uang sesuai yang dijanjikan, yang ada malah amplop kosong yang dibawa ke rumah. Padahal sudah tertulis jelas di penghargaan kalau siswa ini berhak dapat uang sebesar Rp 500 ribu.
Mirisnya lagi kejadian ini sudah terjadi sejak 2 Mei 2017, namun baru akhir-akhir ini viral kembali. Alhasil Bupati Nunukan sendiri Asmin Laura Hafid yang harus turun tangan, dan siswa pun mendapatkan hak yang memang seharusnya jadi miliknya. Usut punya usut, hal ini terjadi lantaran misskomunikasi dan pergantian pengurus sehingga kasus seolah tenggelam.
Kontes kicau diselenggarakan, ricuh lantaran juara tak mendapat hadiah
Tentu setiap orang yang datang pada sebuah perlombaan berharap pulang ke rumah dengan piala dan hadiah yang ditenteng. Namun tidak demikian dengan kejuaraan kicau burang ‘Airin Cup 2’ yang diadakan di Serpong, Tangerang Selatan. Alih-alih pulang mendapatkan apa yang diidam-idamkan, yang ada malah para juara mendapatkan janji.
Alhasil ricuh pun tak dapat terelakkan bahkan warga memaksa masuk dan menjarah barang sehingga pihak berwajib pun harus turun tangan. Beruntung keadaan kembali kondusif, dan hadiah yang dijanjikan akan segera ditransfer ke rekening masing-masing pemenang.
Lomba desain klub ternama, hadiah cuman satu juta
Tentu masih sangat hangat di telinga kita mengenai sayembara pembuatan logo club Malang United. Namun yang jadi perhatian bukanlah sayembaranya, namun justru hadiah yang ditawarkan. Alih-alih duit puluhan juta atau sepeda motor, yang ada hanya uang satu juta rupiah yang akan diberikan.
Alhasil banyak orang yang dibuat melongo dengan kejadian tersebut, hingga akhirnya netizen mengirimkan logo-logo kocak dan asal-asalan pada sang panitia. Mau bagaimana lagi, sejatinya memang desain, terutama logo seharusnya diberi hadiah yang lebih dari yang disebutkan. Beruntung sang panitia mengganti hadiahnya dengan yang lebih layak.
Sebagian memang sebuah miss komunikasi, namun juga ada yang merupakan salah panitia. Tentu hal ini jadi sebuah pelajaran agar tak menyepelekan hal-hal kecil dalam sebuah lomba. Apalagi jika ditunjuk sebagai panitia, kesalahan sedikit bisa bikin rusak sebuah acara.
Artikel Asli
Sincery SHARE-BERITAVIRAL-INDONESIA.BLOGSPOT.COM
SRC: https://today.line.me/id/pc/article/Serbet+Hingga+Amplop+Kosong+Inilah+4+Perlombaan+Besar+dengan+Hadiah+Bodong+di+Indonesia-kaO6r0