Ini Sebabnya Dolar AS Tembus Rp 14.000 - Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali melemah pada pembukaan hari Rabu setelah reli dari beberapa hari yang lalu. Tim Riset dan Analis Monex Ahmad Yudiawan menjelaskan, pelemahan ini terjadi karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang didukung oleh menguatnya perekonomian AS serta arah kebijakan The Fed.
"Secara teknikal selama harga bergerak di atas level support di Rp 14.000 maka rupiah berpotensi melanjutkan kenaikan, dan jika rupiah dapat menembus level resisten di Rp 14.100 hal ini akan membuka peluang kenaikan lebih lanjut," kata dia dalam keterangan yang diterima detikFinance, Kamis (10/5/2018).
Baca juga: Dolar Dekati Rp 14.100 Bikin Investor Deg-degan
Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan persoalan melemahnya rupiah sangat bergantung pada kondisi perekonomian dunia
Sementara itu Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan nilai tukar rupiah akibat situasi pasar yang sedang melakukan penyesuaian terhadap perubahan kebijakan oleh Pemerintah AS.
Sebagai informasi, saat ini nilai tukar dolar AS semakin perkasa. Rabu siang (9/5), nilai tukar dolar AS mencapai Rp 14.080 atau mendekati Rp 14.100.
Baca juga: Gubernur BI Beberkan Langkah Stabilisasi Rupiah
Mengutip Reuters, Rabu (9/5/2018) pada pukul 12.27 WIB, dolar AS sudah menyentuh Rp 14.080. Dolar bahkan sempat mencapai angka tertinggi di Rp 14.085 dan terendah Rp 14.055. Paginya, dolar AS dibuka di kisaran di Rp 14.045.
Chief Market Strategist FXTM, Hussein Sayed dalam keterangan terpisah mengatakan hal tersebut merupakan dampak dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia melambat pada kuartal I-2018.
PDB Indonesia tumbuh 5,06% yoy, di bawah proyeksi 5,20% karena penurunan ekspor dan pengeluaran konsumsi publik. Walaupun konsumsi konsumen yang lambat adalah faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, hal ini mungkin berubah pada kuartal kedua 2018.
"Optimisme terhadap ekonomi Indonesia dan prospek pertumbuhan dapat membaik jika konsumsi meningkat menjelang bulan Ramadan," kata dia. (ara/ara) finance.detik.com
"Secara teknikal selama harga bergerak di atas level support di Rp 14.000 maka rupiah berpotensi melanjutkan kenaikan, dan jika rupiah dapat menembus level resisten di Rp 14.100 hal ini akan membuka peluang kenaikan lebih lanjut," kata dia dalam keterangan yang diterima detikFinance, Kamis (10/5/2018).
Baca juga: Dolar Dekati Rp 14.100 Bikin Investor Deg-degan
Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan persoalan melemahnya rupiah sangat bergantung pada kondisi perekonomian dunia
Sementara itu Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan nilai tukar rupiah akibat situasi pasar yang sedang melakukan penyesuaian terhadap perubahan kebijakan oleh Pemerintah AS.
Sebagai informasi, saat ini nilai tukar dolar AS semakin perkasa. Rabu siang (9/5), nilai tukar dolar AS mencapai Rp 14.080 atau mendekati Rp 14.100.
Baca juga: Gubernur BI Beberkan Langkah Stabilisasi Rupiah
Mengutip Reuters, Rabu (9/5/2018) pada pukul 12.27 WIB, dolar AS sudah menyentuh Rp 14.080. Dolar bahkan sempat mencapai angka tertinggi di Rp 14.085 dan terendah Rp 14.055. Paginya, dolar AS dibuka di kisaran di Rp 14.045.
Chief Market Strategist FXTM, Hussein Sayed dalam keterangan terpisah mengatakan hal tersebut merupakan dampak dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia melambat pada kuartal I-2018.
PDB Indonesia tumbuh 5,06% yoy, di bawah proyeksi 5,20% karena penurunan ekspor dan pengeluaran konsumsi publik. Walaupun konsumsi konsumen yang lambat adalah faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, hal ini mungkin berubah pada kuartal kedua 2018.
"Optimisme terhadap ekonomi Indonesia dan prospek pertumbuhan dapat membaik jika konsumsi meningkat menjelang bulan Ramadan," kata dia. (ara/ara) finance.detik.com